RSS

Empirisme

04 Jan

Empirisme

Kata ini berasal dari kata yunani empeirikos yang berasal dari kata empeiria, artinya pengalaman, menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamanya. Dan bila dikembalikan kepada kata yunaninya, pengalaman yang di maksud ialah pengalaman indrawi,  manusia tahu es dingin kerena ia menyentuhnya, gula manis karena ia mencicipinya. John Locke (1632-1704), bapak aliran ini pada zaman modern mengemukakan teori tabula rusa yang secara bahasa berarti meja lilin. Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, dan ia memiliki pengetahuan. Mula- mula tangkapan indra yang masuk itu sederhana. Lama-kelamaan ruwet, lalu tersusunlah pengetahuan, berarti bagaimana pun kompleks (ruwet)-nya pengetahuan manusia ia masih dapat dicari ujungnya pada pengalaman indra. Sesuatu yang dapat diamati dengan indra bukanlah pengetahuan yang benar. Jadi pengalaman indra itulah sumber pengetahuan yang benar karena itulah metode penelitian yang menjadi tumpuan aliran ini adalah metode experiment.

Bahkan ada diantara pengikutnya ada yang berlebihan dengan mengingkari adanya akal yang berfikir, dan memberikan penghargaan berlebihan kepada indera sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Menurut mereka, akal dilahirkan seperti lembaran putih yang tidak terdapat tulisan sedikitpun diatasnya sebelum ditulisi oleh pengalaman dan experiment. Pengalamanlah yang menorehkan barisan-barisan tulisan pada halaman tersebut. Tentang hal ini seluruh pemikir paham empirisme sepakat termasuk Herbert Spencer yang memiliki pandangan bahwa nilai-nilai rasional, dilihat dari satu sisi adalah hasil upaya seseorang, namun ia dapat berpindah secara turun-menurun dari satu generasi ke generasi yang lain sehingga bagi seorang individu nilai-nilai tersebut menjadi nilai-nilai naluriah yang diwarisi.

Dalam pandangan Locke, pengalaman empiris dibagi menjadi dua jenis yaitu,pertama  bersifat inderawi, yaitu pengalaman lahiriah yang terkait dengan alam luar yang dapat diindera, kedua, bersifat pemikiran, yaitu pengalaman bathiniyah yang terkait denga kondisi jiwa.

Kelemahan aliran ini cukup banyak, kelemahan pertama ialah indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil. Apakah itu benda kecil???. Tidak. Keterbatasan kemampuan indra dapat ini dapat melaporkan objek tidak sebagaimana adanya; dari sini akan terbentuk pengetahuan yang salah, kelemahan kedua ialah, indera menipu. Pada orang yang sakit malaria. Gula rasanya pahit, udara panas dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga. Kelemahan ketiga adalah objek yang menipu, contohnya Ilusi, fatamorgan. Jadi objek itu sebenarnya tidak sebagaimana ia tangkap oleh alat indra;ia membohongi indera, ini jelas dapat menimbulkan inderawi yang salah. Kelemahan keempat berasal dari  indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sini mata) tidak mampu melihat kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Jika kita melihatnya dari depan, yang kelihatan hanya kepalanya saja, dan kerbau pada saat itu tidak mampu memperlihatkan sekaligus ekornya,

Empiris kedengarannya seperti kelakar murahan, tetapi lawan Descartes, Leibniz, dan Spinoza adalah orang inggris, orang irlandia,dan orang skotlandia: locke, Berkeley, dan Hume. Kaum empiris menolak pikiran bahwa rasio sendiri memiliki kekuatan untuk memahami realitas. Malahan, mereka memberikan peran utama dalam pengatahuan kepada pengalaman.

Locke memulai karya empirisnya yang hebat, An Essay Concerning Human Understanding(1690)dengan menolak teori popular waktu itu yang mengatakan bahwa pikiran itu memuat ide konsep yang pasti dari Kelahiran. Kita jelas-jelas tidak waspada terhadap apa yang disebut “pikiran alamiah”dari Kelahiran, tetapi kita membutuhkannya agar mampu berpikir, kritik locke terhadap pikiran alamiah berusaha menunjukan bahwa pikiran adalah sebuah “lembaran bersih” dan kemudian di lengkapi oleh pengalaman, lewat kelima indra kita, tak ada kepentingan untuk membuat postulat bahwa eksistensi pikiran bawaan lahir kerena setiap ide yang kita miliki bisa dijelaskan dalam pengertian pengalaman,

Argumentasi  Locke menjadi dasar yang dikenal sebagai “pisau cukur Ockham” yang menyatakan bahwa bila ada dua penjelasan yang bersaing, lalu yang lain setingkat, maka yang satu akan melampaui yang lain yang lebih sederhana , dalam pandangan Locke ini hanyalah penjelasan yang lebih sederhana yang mengira kita mendapatkan seluruh pikiran kita dari pengalaman, Empirisme adalah hipotesis yang sangat radikal, jika benar ia membuyarkan mimpi kaum rasionalis bahwa dengan pikiran saja kita bisa menemukan sifat realitas yang mendasar dan hanya satu catatan dunia yang demikian yang cocok dengan pikiran. Jika pengalaman adalah pemandu utama kita dan pengalaman bukanlah soal membentuk argumentasi deduktif di atas dasar  penunjuk  indera kita, lalu manusia menjadi makhluk yang kurang rasional ketimbang yang penuh dibayangkan kaum rasionalis.

Kelemahan utama Empirisme adalah akan banyak kebenaran dan prinsip pemikiran yang secara mutlak menjadi dasar bagi penalaran yang tepat tidak dibenarkan dan didasarkan pada pengalaman. Aturan dasar logika, misalnya, bukanlah fakta-fakta dunia nyata yang dinilai supaya benar atau salah, kaum empiris perlu menjelaskan mengapa mereka diizinkan untuk menolong diri mereka sendiri demi sarana intelektual ini ketika di saat yang sama bertahan pendapat bahwa pengalaman menyediakan dasar bagi seluruh pengetahuan.

Kesimpulannya ialah empirisme lemah karena keterbatasan indera yang dimiliki manusia, oleh karena itu, muncul aliran Rasionalisme dan ada aliran yang hampir mirip dengan empirisme yaitu aliran sensasionalisme, sensasi artinya rangsangan inderawi secara kasar, sensasi sama dengan pengalaman inderawi.

 

 

1. Francis Bacon ( 1210- 1292 M )

Dari mudanya Bacon sudah mempunyai minat terhadap filsafat. Akan tetapi waktu dewasa ia menjabat pangkat- pangkat tinggi dikerjakan inggris kemudian diangkat dalam golongan bangsawan. Setelah berhenti dari jabatannya yang tinggi. Barulah ia mulai menuliskan filsafatnya.

Menurut Franccis Bacon bahwa pengetahuan ynag sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melaui persatuan inderawi dengan dunia fakta.Pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang sejati. Denagn demikian bagi Bacon cara memcapai pengetahuan itupun segera nampak dengan jelasnya. Haruslah pengetahuan itu dicapai dengan mempengaruhi induksi.Haruslah kita sekarang memperhatikan yang konkrit, mengumpulkan, mengadakan kelompok- kelompok, itulah tugas ilmu pengetahuan.

 

 

2. Thomas Hobbes (1588- 1679 M )

Thomas Hobbes adala seorang ahli piker yang lahir di Malmesbury, ia adalah anak dari seorang pendeta.Menurutnya bahwa pengalaman inderawi sebagai permulaan segala pengetahuan.Hanya sesuatu yang dapat disentuh dengan inderalah yang merupakan kebenaran. Pengetahuan kita tak mengatasi pengindraan dengan kata lain pengetahuan yang benar hanyalah pengetahuan indera saja, yang lain tidak.

Ada yang menyebut Hobbes itu menganut sensualisme, karena ia amat mengutamakan sensus (indra) dalam pengetahuan. Tetapi dalam hubungan ini tentulah ia anggap salah satu dari penganut empirisme, yang mengatakan bahwa persantuhan denag indera( impiri) itulah yang menjadi pangkal dan sumber pengetahuan.

Pendapatnya adalah bahwa ilmu filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum.Menurutnya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang akibat- akibat atau tentang gejela- gejela yang doperoleh.Sasaran filsafat adalah fakta, yaitu untuk mencari sebab-sebabnya.Segala yang ditentukan oleh sebab, sedangkan prosesnya sesuai dengan hukum ilmu pasti/ ilmu alam.

3. John Locke ( 1932- 1704 M )

John locke dilahirkan di Wrington, dekat Bristol, inggris. Ia adalah filosof yang banyak mempelajari agama Kristen. Disamping sebagai seorang ahli hukum ia juga menyukai filsafat dan teologi, mendalami ilmu kedokteran, dan penelitian kimia. Dalam mencapai kebenaran, sampai seberapa jauh (bagimana) manusia memakai kemampuannya.

Ia hendak menyelidiki kemampuan pengetahuan manusia sampai kemanakah ia dapat mencapai kebenaran dan bagimanakah mencapainya itu. Dalam penelitiannya ia memakai istilah sensation dan reflecaton. Sensation adalah suatu yang dapat berhubungan itu, reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia, yang lebih baik daripada sensation.

 

John Locke berargumen:

a. Dari jalan masuknya pengetahuan kita mengetahui bahwa innate itu tidak ada, memang agak umum orang beranggapan bahwa innate itu ada. Ia itu seperti ditempelkan pada jiwa manusia, dan jiwa membawanya ke dunia ini. Sebenarnya kenyataan telah cukup menjelaskan kepada kita bagaimana pengetahuan itu dating, yakni melalui daya-daya yang alamiah tanpa bantuan kesan-kesan bawaan, dan kita sampai pada keyakinan tanpa suatu pengertian asli.

b. Persetujuan umum adalah argument yang terkuat. Tidak ada sesuatu yang dapat disetujui oleh umum tentang adanya innate idea justru dijadikan alasan untuk mengatakan ia tidak ada.

c. Persetujuan umum membuktikan tidak adanya innate idea.

d. Apa innate itu sebenarnya tidaklah mungkin diakui dan sekaligus juga tidak diakui adanya. Bukti-bukti yang mengatakan ada innate itu ada justru saya jadikan alasan untuk mengatakan ia tidak ada.

e. Tidak juga dicetakkan (distempelkan) pada jiwa sebab pada anak idiot ide yang innate itu tidak ada padahal anak normal dan akan “idiot sama-sama berpikir”.

 

4. David Hume ( 1711- 1776 M )

David Hume menjadi terkenal oleh bukunya. Buku hume, treatise of human nature (1739 M). ditulisnya tatkala ia masih muda, yaitu tatkala ia berumur dua puluh tahunan. Buku itu tidak terlalu banyak menarik perhatian orang, karenanya hume pindah kesubyek lain, lalu ia menjadi seorang yang terkenal sebagai sejarawan.

Kemudian pada tahun 1748 M ia menulis buku yang memang terkenal, yang disebutnya An Enqury Cincering Human Understanding,waktu mudanya ia juga berpolitik tetapi tak terlalu mendapat sukses. Ia menganalisa pengertian substansi. Seluruh pengetahuan itu tak lain dari jumlah pengaman kita.

Apa saja yang merupakan pengetahuan itu hanya disebabkan oleh pengalaman. Adapun yang bersentuhan dengan indra kita itu sifat-sifat atau gejala-gejala dari hal tersebut. Yang menyebabkan kita mempunyai pengertia sesuatu yang tetap – substansi – itu tidak lain dari perulangan pengalaman yang demikian acap kalinya, sehingga kita menganggap mempunyai pengertian tentang suatu hal, tetapi sebetulnya tidak ada substansi itu hanya anggapan, khayal, sebenarnya tidak ada.

 
Leave a comment

Posted by on January 4, 2013 in filsafat

 

Leave a comment

 
Cassiopeia's Star

When You Wish Upon a Star, Light of Hope, and Faith

Partikel Jiwa

Ranah Kontemplasi Diri

minayasamistra

books.. read!! write!! do!!

Perahu Pemberian Sang Guru

Berlayar di Samudra Kehidupan

nenden1310

Self confidence is the key of success....

Butiran Hikmah's Blog

This WordPress.com site is the bee's knees

milahidayah

Anugerah pancaran Cahaya Ilahi

Dunia Yuni Anstiya

"hiduplah seperti yang kau mau jangan hidup seperti apa yang dia mau"

LINGKAR PENA DAMAYANA

INDAH DAMAYANA

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.