RSS

Makna filsafat Hikmah dalam persefektif Islam

09 Feb

Makna filsafat Hikmah dalam persefektif Islam

Penamaan

Penyebutan filsafat Islam bukanlah sebutan yang telah disepakati oleh semua pengkaji filsafat islam. beberapa keberatan telah dilayangkan terhadap sebutan filsafat islam, sebagian orang ada yang menyatakan bahwasannya  filsafat dan islam adalah dua entitas yang berbeda bahkan sulit disatukan, sehingga filsafat islam lebih cocok disebut filsafat muslim karena pendukungnya adalah orang muslim.lanjutkan Membaca

Selain itu ada juga yang lebih menekankan kepada aspek bahasa,  dalam penekanan ini bahasa arablah yang menjadi  bahasa ilmiah para filusuf muslim, contohnya dalam penulisan karya-karya para filosof, sehingga mereka menyatakan filsafat islam lebih cocok disebut filsafat arab. Majid Fakhri uja seorang filosof yang menyebut karya Monumentalnya dengan Filsafat Islam (Islamic Fhilosophi) menganggap nama filsafat islam lebih tepat disebut filsafat Arab.

Ada juga yang menyatakan lebih cocok disebut Filsafat Dalam Islam, karena inilah yang dikembangkan oleh para pemikir Musli.

  • Alasan penyebutan Filsafat Islam:
  1. Ketika filsafat Yunani diperkenalkan kedunia Islam, islam telah menyusun teologi yang menekankan ke-esaan Tuhan, dan hokum syari’ah yang menjadi pedoman bagi siapapun.
  2. Sebagai seorang pemikir, filosof muslim : pemerhati filsafat  asing (Yunani) yang  kritis.

Adanya perkembangan yang unik dalam filsafat islam akibat interaksi antara islam sebagai agama dan filsafat Yunani, akibatnya filosof muslim telah mengembangkan filsafat dalam bidang-bidang tertentu yang tidak pernah  dilakukan oleh para filosof sebelumnyya. Misal  dikembangkannya filsafat kenabian (nubuah) oleh hampir semua filosof besar dari Al Farabi hingga Mulla Sadra.

Filsafat Islam telah berkembang dalam Atmosfer keislaman yang kuat, dan melahirkan sebuah system filsafat yang khas yang lain dari yang lain, yang paling tepat kita sebut filsafat Islam.[1]

Para ahli logika menyatakan bahwa ketika seseorang bertanya mengenai pengertian (hakikat) sesuatu, sesungguhnya dia menanyakan tentang bermacam-macam perkara.

Ketika seorang menanyakan pengertian konseeptual sepatah kata misal seseorang menanyakan “apakah sesuatu itu?” maka secara tidak langsung ia menanyakan pengertian kata itu sendiri, dan sekaligus berusaha mengetahui pwngertian seara leksikal dan idiomatis kata itu sendiri.

Kata Filsafat

Falsafah berasal dari kata Yunani, dalam bahasa arab kata ini merupakan kata benda-kerja (mashdar) yang diturunkan dari kata philosphia, yang merupakan gabungan dari philos (cinta) dan sophia (bijaksana)maka philosophia adalah cinta kebijaksanaan.

Plato menyebut Socrates sebagai seeorang philosophos (Filosof) dalam pengertian seorang cinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan hasil arabisassi, suatu mashdaryang berarti kerja atau pencari yang dilakukan oleh para filosof.[2]

Dalam memahami filsafat islam,

Filsafat Islam adalah filsafat yang lahir dari pemikiran orang islam. pernyataan ini dipertanyakan “mengapa tidak disebut filsafat muslim?”

Yang membedakannya yaitu dari tujuannya yakni memperoleh kebijaksanaan yang bermuara pada metafisika (Ilahiyah) yang searah dengan tujuan filsafat yunani.

Fazlur Rahman: yang membedakannya yaitu dari segi baju actualnya yang bermerek Islam, sebatas metafisika itu itu dimungkinkan atau tidak bersebrangan dengan prinsif akidah Islam.

Rahman:  Kearifan yang diupayakan adalah kualitas keagamaan melalui penerapan setruktur filsafat yunani pada prinsif-prinsif islam.

Filsafat Islam adalah filsafat yang memberi gema agama (Islam) ke dalam filsafat, khususnya filsafat yunani.

Menurut Seyyed Hosein Nasr, Filsafat Islam justru filsafat yang bersumber dari sumber dassar islam yakni Al Qur’an dan Hadits, dalam praktiknya filsafat islam menjabarkan prinsif-prinsif dan menimba  inspirasi dari kedua sumber[3], sehingga melahirkan  corak filsafat yang secara prinsif berbeda, walaupun dalam tataran permukaan banyak persamaan dengan filsafat yunani sebagai akibat dari proses inklusivitas dan adaftasi kreatif.

Mencari kearifan adalah makna dasar istilah Filsafat yang sejatinya ada sejak zaman purba, setidaknya Al Farabi dalam Tahshil al-Sa’adah mencatat orang-orang kaldan adalah pemilik purba tradisi filsafat yang diwarisi oleh orang-orang Mesir lalu turun  kepada Yunani.

Ditangan orang Yunani tradisi mencari kearifan dilakukan secara lebih intensif dengan metode yang semakin teratur dans sistematis serta berusaha melepaskan diri dari berbagaimitos. Usaha ini cenderung bertumpu pada logos atau usaha rasional. Namun mereka juga masi mengakui akan adanya usaha dengan metode intuisi karena menekankan para usaha rasional dengan metode deduktif-analogis. Sejak zaman Yunanipun menggunakan 2 metode selain kemampuan

Olah rasional pendekatan secara intuif dengan penyuci jiwa juga dikenal. Plato dan Plotinus dengan mazhab Platonisme dan Neo Platonismenya diidentifikasikan  dengan aliran ini sebagai counterpart  Aristotelianisme atau mazhab Paripatetik.

Dalam perkembangan moderndi tangan barat, filsafat dipersempit pada usaha rasional dan pendekatan intuitif diidentifikasikan sebagai mistik.

Pandangan bahwa filsafat adalah usaha rasional dengan metode deduktif analogis menjadi paradigma yang digunakan untuk melihat filsafat Islam, maka dari itu filsafat islam dinisbatkan pada filosof muslim aliran paripatetik (masysya’i). dengan demikian filsafat Islam terlihat tak berbeda dengan filsafat yunani atau barat dan menyunat segala yang tidak terkait dengan usaha rasional.

Dalam pandangan para filosof muslim, filsafat tetap pada makna dasarnya yakni cintakearifaan, bertujuan mencari hakikat segala yang ada (wujud) tanpa harus membatasi pada usaha rasional, tapi lebih menekankan pada segala sumber pengetahuan secara integrative, mulai dari potensi rasional, intuisi dan wahyu.

Murtadha Muththahhari membagi aliran filsafat Islam secara efistemologis menjadi Masysya’I (paripatetik)denganfigur utama Ibn Sinadan Ibnu Rusyd dan Israqi  (iluminasionistik)dengan pendirinya Suhrawardi al-Maqtu. Tapi secara konseptual, filsafat sebagai penjelas tentang wujud.

Dalam Islam, filsafat dengan berbagai aliran dan coraknya tetap dalam semangat makna aslinya sebagai cinta kearifan. Dalam Islam terdapat kata hikmah yang diidentifiasikan sebagai filsafat. Karena filsafat di Barat modern telah mempersempit arti pada sekedar usaha rasional, beberapa  peneliti lebih suka menerjemahka hikmah dengan theoshophy dari pada philosophy untuk menghindari kesalahan makna. Dalam Hikmah kebenaran yang dicar akan berpuncak pada kebenaran tertinggi, yakni Tuhan sebagai yang maha benar (Al-Haqq). Itulah puncak pencarian dan itulah puncak kebenaran hingga metafisika disebut alfalsafat al-ula.

Kearifan yang dicari itu tidak hanya dalam tataran konseptual atauteoritisakantetapi dalam prilaku dan pola hidup sebagai cermin utuh pribadi seorang hakim (orang yang arif/bijak). Menurut Ibnu Sina filsafat atau hikmah sebagai kesempurnaan jiwa manusia melalui tasawwur (konseptual) dan tashdiq (pembenaran) atas realitas teoritis dan praktis sesuai kemampuan manusia.

Dewasa ini sangat ironis jika filsafat ditolak, ketika pengertian aslinya yakni Hikmah, Ibnu Sina yang dinobatkan sebagai tokoh terbesar Paripatetik muslim,selalu shalat setiap dihadapkan pada persoalan keilmuan yang pelik, Ibnu Rush adalah qadhi al-qudhat pemegang otoritas keagamaan tertinggi di Andalusia. Kehidupan para Pilosof muslim sering lepas dari perhatian, karena hanya terfokus pada ide yang sering ditangkap tidak utuh. Problem silang pendapat yang tajam danperbedaan perspektif dalam filsafat Islam adalah sesuatu yang sangat berharga.[4]

Dalam tradisi intelektual Islam, kita temukan tiga istilah yang umum untuk filsafat:[5]

  1. istilah hikmah,yang tampaknya sengaja dipakai agar terkesan bahwa filsafat itu bukan barang asing, akan tetapi berasal dari dan bermuara pada al-Qur’an. al-Kindi, yang menerangkan bahwa ‘falsafah’ itu artinya hubb al-hikmah (cinta pada kearifan). Sementara Ibn Sina menyatakan bahwa: hikmah adalah kesempurnaan jiwa manusia tatkala berhasil menangkap makna segala sesuatu dan mampu menyatakan kebenaran dengan pikiran dan perbuatannya sebatas kemampuannya sebagai manusia (istikmal an-nafs al-insaniyyah bi tashawwur al-umur wa t-tashdiq bi l-haqa’iq an-nazhariyyah wa l-‘amaliyyah ‘ala qadri thaqat al-insan).
  2. falsafah, yang diserap ke dalam kosakata Arab melalui terjemahan karya-karya Yunani kuno. Menurut al-Kindi filsafat adalah ilmu yang mempelajari hakikat segala sesuatu sebatas kemampuan manusia. Filsafat teoritis mencari kebenaran, manakala filsafat praktis mengarahkan pelakunya agar ikut kebenaran. Berfilsafat itu berusaha meniru perilaku Tuhan. Filsafat merupakan usaha manusia mengenal dirinya.
  3. ‘ulum al-awa’il yang artinya ‘ilmu-ilmu orang zaman dulu’. Yaitu ilmu-ilmu yang berasal dari peradaban kuno pra-Islam seperti India, Persia, Yunani dan Romawi. Termasuk diantaranya ilmu logika, matematika, astronomi, fisika, biologi, kedokteran, dan sebagainya.

Pada saat ini filsafat islam ada pada altar skeptif[6], menurut para orientalis walaupun Islam melakukan kegiatan mempelajari filsafat tetap tidak akan melahirkan flsafat karena:

  • Adanya Al Qur’an yang menegasikan kebebasan atau kemerdekaan berpikir.
  • Bangsa Arab merupakan ras Semit

Namun pernyataan ini dapat dipatahkan  bahwa Islam telah berjasa dalam memobalisasi akal, pembuka, dan penggerak akal manusia dalam prikehidupan rohanidan jasmani.

Filsafat islam benar ada dan bukan jiplakan dari filsafat Yunani, karakteristik filsafat Islam adalah membahas masalah yang sudah pernah dibahas di dalam filsafat Yunani, selain itu filsafat Islam juga membahas masalah yang belum pernah dibahas filsafat sebelumnya, seperti filsafat kenabian. Adanya pemaduan agama dan filsafat, akidah dan hikmah.

filsafatIslam adalah perkembangan pemmikiran umat Islam dalam masalah ketuhanan, kenabian, manusia dan alam semesta yang disinari ajaran Islam.[7]


[1] Gerbang Kearifan  “Sebuah Pengantar Filsafat Islam”

[2] (Murtadha Muthahhari, Filsafat Hikmah Pengantar Pemikiran Shadra, Mizan Media Utama, April 2002.

[3] Menurut H.Corbin(Filsafat Islam sebagai la philosophie propbetique (filsafat kenabian)

[4] Seyyed Hossein Nasr

[6] Wilayah keraguan

[7] Filsafat Islam

 
Leave a comment

Posted by on February 9, 2013 in filsafat

 

Leave a comment

 
Cassiopeia's Star

When You Wish Upon a Star, Light of Hope, and Faith

Partikel Jiwa

Ranah Kontemplasi Diri

minayasamistra

books.. read!! write!! do!!

Perahu Pemberian Sang Guru

Berlayar di Samudra Kehidupan

nenden1310

Self confidence is the key of success....

Butiran Hikmah's Blog

This WordPress.com site is the bee's knees

milahidayah

Anugerah pancaran Cahaya Ilahi

Dunia Yuni Anstiya

"hiduplah seperti yang kau mau jangan hidup seperti apa yang dia mau"

LINGKAR PENA DAMAYANA

INDAH DAMAYANA

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.